Selasa, 31 Juli 2012

MENGHITUNG EVAPOTRANSPIRASI DENGAN LYSIMETER DRAINASE SEDERHANA

PENGERTIAN

Laju evapotranspirasi dapat diestimasi dengan beberapa pendekatan/ metode atau dapat diukur secara langsung. Pengukuran evapotranspirasi diukur secara langsung dengan Lysimeter. Unsur yang diamati adalah besarnya penguapan yang berlangsung pada sebidang tanah yang bervegetasi.

Pengukuran evapotranspirasi / evapotranspirasi potensial pada sebidang tanah yang bervegetasi adalah dengan mempergunakan alat yang disebut evapotranspirometer atau disebut juga Lysimeter. Alat ini berupa sebuah bejana yang cukup besar diisi tanah dan ditanami. Lysimeter adalah alat untuk mengukur evapotranspirasi sebidang tanah bervegetasi secara langsung.



Gambar 1. Contoh lysimeter sederhana


Lysimeter adalah berupa wadah besar di dalam tanah dengan ada tanaman yang tumbuh di atasnya yang mana dapat dihitung air yang masuk dan keluar dari dalamnya. Lysimeter dikuburkan di dalam tanah.  


PRINSIP PENGUKURAN EVAPOTRANSPIRASI


Dimana :
C = curah hujan
S = air siraman
E = evapotranspirasi
Pk = air perkolasi
P = jumlah air untuk penjenuhan tanah sampai tercapai kapasitas lapang

Seluruh komponen tersebut diukur dengan satuan yang sama yang akhirnya dirubah ke satuan tinggi air (mm). Untuk menghitung besaran Pk diperlukan pengukuran perkolasi yaitu jumlah air yang terkumpul di bagian dasar lysimeter.

Pengukuran evapotranspirasi potensial meliputi penguapan yang berasal dari tanaman dan tanah. Bila tanah tersebut terjaga lembabnya (atau hampir mendekati kapasitas lapang sehingga airnya tak terbatas) oleh penambahan air dan tertutup penuh oleh vegetasi (idealnya petakan rumput). Dikarenakan vegetasi dan tanah terkurung dalam lysimeter,  maka pengukuran evapotranspirasi dapat dilakukan dengan air yang masuk dari : curah hujan (rainfall) dan air yang ditambahkan (water added). Sedangkan air yang keluar dari air perkolasi dari air yang telah diterima.


Gambar 2. Siklus air dalam komponen pengukuran evapotranspirasi

Lysimetri merupakan suatu metode yang memberikan informasi yang lengkap seluruh komponen neraca air. Lysimeter bukan hanya dapat digunakan untuk mengukur evapotranspirasi tetapi juga untuk mengecek rumus empiris dari hasil komputasi ET (Evapotranspirasi).

JENIS LYSIMETER

Ada beberapa jenis lysimeter di antaranya:
  1. Lysimeter drainase
  2. Lysimeter thornwaite
  3. Lysimeter timbangan
Lysimeter drainase pada prinsipnya dibuat dari bejana yang ditanam di dalam tanah. Lysimeter yang dibuat oleh BMKG adalah bejana yang terbuat dari plat baja dengan ukuran :
Panjang: 100 cm ; lebar: 100 cm ; tinggi rusuk terpanjang: 150 cm ; tinggi rusuk terpendek: 135 cm.



Gambar 3. Lysimeter drainase sederhana

Gambar 4. Bagian-bagian Lysimeter

Keterangan :

  1. Pipa
  2. Rumput atau tanaman (vegetasi)
  3. Pipa untuk memasukkan pompa penghisap
  4. Dinding Lysimeter
  5. Kasa plastik atau kawat
  6. Batu kerikil berdiameter 2,5 - 3 cm.


PENGUKURAN LYSIMETER

Pengukuran air perkolasi dilakukan dialirkan melalui pipa yang dipasang pada bagian dasar bejana atau dengan pompa penghisap. Bila menggunakan pompa penghisap maka diperlukan dua buah pipa yang ditancapkan pada dua sudut atau sisi lysimeter. Satu pipa ditancapkan sampai kepada lantai saringan (sebagai ventilator) dan yang satu lagi ditancapkan ke lantai paling dasar untuk menghisap air keluar.

PETUNJUK PENGISIAN DATA LYSIMETER

Hasil dari pengamatan evapotranspirasi dengan menggunakan lysimeter dicatat dalam suatu form yang dinamakan Agm Ly. Pengamatan ini dilakukan dilakukan pada pukul 17.00 waktu setempat. Pencatatan dilakukan dengan susunan form sebagai berikut :

Gambar 5. Form Agm Ly

Petuntuk pengisian form Agm Ly :

  1. Tuliskan nama stasiun : Lintang dan bujur dinyatakan dalam derajat sampai menit, ketinggian tempat dari permukaan laut dalam satuan meter, jam pengamatan, bulan dan tahun pengamatan.
  2. Kolom 1, diisi dengan tanggal pengamatan.
  3. Kolom 2, diisi dengan volume air yang disiramkan 24 jam lalu dan dinyatakan dalam liter (identik dengan mm ketinggian air). Air siraman disiramkan setiap jam 17.00 waktu setempat secara perlahan-lahan merata pada permukaan lysimeter. Bila besarnya evapotransirasi misalkan kira-kira 5 mm/cm2/ hari identik = kurang lebih 5 liter/ hari, maka air yang disiramkan sekitar 5-10 liter. Bila selama periode 24 jam yang lalu turun hujan maka lysimeter mungkin tak perlu disiram atau air siraman harus dikurangi, tergantung perbedaan hujan yang meresap dan evapotranspirasi hari itu.
  4. Kolom 3, diisi dengan hasil peramatan curah hujan selama 24 jam yang lalu dinyatakan dalam mm.
  5. Kolom 4, diisi dengan hasil penyedotan air perkolasi selama 24 jam yang lalu dinyatakan dalam liter (identik dengan mm ketinggian air). Penyedotan air perkolasi dilakukan tiap-tiap hari jam 17.00 waktu setempat.
  6. Kolom 5, diisi dengan hasil perhitungan besarnya evapotranspirasi dalam periode 24 jam lalu dinyatakan dalam mm.
Sumber :
http://www.fao.org/docrep/X5560E/x5560e03.htm
http://www.llansadwrn-wx.co.uk/evap/lysim.html
Fauzi & Suripno S. 2010. Maintenance Peralatan Klimatologi Konvensional. disampaikan dalam Koordinasi Implementasi dan Kalibrasi Peralatan MKKuG (17-21 Mei 2010). Jakarta.

Tidak ada komentar: